Netanyahu Abaikan Gencatan Senjata, Perintahkan Israel Duduki Gaza Segera

Internasional News Terkini

Perdana Menteri Netanyahu akan memerintahkan IDF melakukan pendudukan penuh Jalur Gaza. Foto : Bloomberg.

TEL AVIV, MEDIAJAKARTA.COM– Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk segera menduduki Kota Gaza. Instruksi itu disampaikan Rabu (20/8) malam, meski para perunding internasional masih mendorong tercapainya gencatan senjata.

Dalam unggahan di platform X, kantor Netanyahu menyebut perintah itu disertai instruksi untuk mempercepat “jadwal merebut benteng” Hamas dan mengalahkan kelompok perlawanan Palestina.

Langkah ini diambil hanya beberapa jam setelah Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyetujui pengerahan 60 ribu tentara cadangan dalam operasi bertajuk Gideon’s Chariots 2.

Operasi Lanjutan di Gaza

Media Israel Yedioth Ahronoth melaporkan, Kabinet Keamanan Israel akan menggelar rapat pada Kamis untuk menyetujui rencana pendudukan penuh Gaza. Sementara Channel 14 menyebut militer Israel sudah beroperasi di pinggiran Kota Gaza, termasuk di permukiman Zeitoun dan Jabalia.

Divisi ke-98 disebut akan kembali dikerahkan, menambah total lima divisi yang siap terlibat dalam operasi darat besar-besaran.

Sebelumnya, operasi militer Israel pada Mei lalu gagal mencapai target utama: menghancurkan Hamas dan membebaskan seluruh sandera. Meski begitu, militer Israel mengklaim telah menguasai 75 persen wilayah Gaza.

Abaikan Usulan Gencatan Senjata

Keputusan Netanyahu ini datang di tengah upaya diplomasi dari Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat. Hamas sudah menyetujui usulan gencatan senjata 60 hari, pertukaran tahanan, serta penyaluran bantuan kemanusiaan. Namun, Israel belum memberi respons meski lebih dari 48 jam berlalu.

“Bagi Netanyahu, pendudukan Gaza bisa jadi cara menekan Hamas agar menerima syarat Israel, mulai dari pelucutan senjata, pengasingan pemimpin, hingga pengucilan dari pemerintahan mendatang,” tulis Yedioth Ahronoth seperti dikutip Mediajakarta.com dari Anadolu.

Netanyahu sendiri menegaskan, “kebijakan Israel tidak berubah, kami menuntut pembebasan 50 sandera semuanya.”

Krisis Kemanusiaan Memburuk

Sejak Oktober 2023, agresi Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 62.100 warga Palestina. Infrastruktur hancur, jutaan orang terjebak dalam krisis kelaparan, dan bantuan kemanusiaan tak mampu menutupi kebutuhan dasar.

Israel kini menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Bahkan, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Sementara itu, dunia menunggu keputusan Kabinet Keamanan Israel: melanjutkan perundingan atau benar-benar melancarkan invasi penuh ke jantung Kota Gaza (AA/MJ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *