Warga dan petugas PPSU tampak memperlihatkan sayur-sayuran yang ditanam di KBT. Foto : Ist.
JAKARTA, MEDIAJAKARTA.COM — Trase kering di sepanjang Kanal Banjir Timur (KBT) kini tak lagi hanya jadi jalur beton penahan banjir. Kawasan itu mulai disulap menjadi lahan hijau produktif lewat program urban farming atau pertanian perkotaan yang digagas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur.
Menurut Kepala Sudin KPKP Jakarta Timur, Taufik Yulianto, potensi lahan di sepanjang KBT sangat besar untuk dikembangkan. Selain terbuka dan mendapat sinar matahari melimpah, kondisi tanahnya juga cukup subur.
“Sayur mayur dan buah-buahan yang ditanam di sana tumbuh cukup subur. Apalagi, sumber air juga sangat mencukupi,” ujar Taufik, Kamis (9/10).
Saat ini, masyarakat sudah banyak memanfaatkan lahan dari kawasan Pondok Kopi, Duren Sawit hingga Cipinang Besar Selatan, Jatinegara sebagai lokasi bercocok tanam. Taufik menilai, kegiatan ini bukan hanya mempercantik lingkungan, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan warga Jakarta Timur.
“Pengembangannya perlu dukungan dari semua pihak, baik kelompok tani, penggiat urban farming, kelurahan, kecamatan, hingga masyarakat sekitar,” tuturnya seperti dikutip Mediajakarta.com dari laman resmi Pemprov DKI Jakarta.
Menariknya, kegiatan bercocok tanam di KBT kini melibatkan beragam elemen — mulai dari pengurus RT dan RW, kader PKK, petugas PPSU, ASN, PJLP, hingga pelajar dan guru. Mereka bahu-membahu menanam berbagai jenis tanaman konsumsi yang hasilnya bisa langsung dimanfaatkan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Seksi Ketahanan Pangan dan Pertanian Sudin KPKP Jakarta Timur, Hendra Junianto, menyebut sudah ada 14 kelompok tani aktif di sepanjang KBT sejak tahun 2022.
“Mereka menanam berbagai sayuran dan buah seperti kangkung, bayam, pakcoy, terung, tomat, cabai, bawang merah, anggur, pisang, jambu, dan alpukat,” ungkap Hendra.
Pihaknya rutin melakukan pembinaan dan monitoring agar kegiatan urban farming tetap produktif dan berkelanjutan.
Ke depan, Sudin KPKP membuka peluang pembentukan kelompok tani baru di wilayah lain seperti Kecamatan Cakung dan sekitarnya.
“Kalau ada yang mau membentuk kelompok baru, tentu akan kami fasilitasi dan bina,” tandas Hendra.
Urban farming di KBT bukan hanya soal menanam sayur, tapi juga menanam harapan — bahwa di tengah padatnya kota, masih ada ruang hijau yang hidup dan memberi manfaat nyata bagi warga (Wan)